Kode HTML :
<FONT FACE="georgia" color="White"> Rasakan kenikmatan tiada tara

Rabu, 17 Maret 2010

Katak Putih (REVISI)


Cerpen M.Rizal.A

Orang tua yang bernama Sogol itu mulai menyandarkan karung goni dipunggungnya.Tujuannya cari katak,karna baginya hewan itu laku di pasaran,serta keeksotisannya sangat tampak.
“Buk bapak pergi, “ teriaknya dan menutup daun pintu.Malam-malam tempatnya orang tidur digunakan Sogol untuk cari katak disawah.
“Gol tunggu !” sahut Parman teman seperjuangan Sogol.
“Sekarang kita cari katak disawah samping Sungai Asin ya.”
“Okelah saya ikut saja.”

Mereka mendatangi kediaman Ruslan, untuk diajak.Rumah yang kecil reot itu coba didekati pintunya.
Tok…tok…tok….”Lan Ruslan ikut kita tidak?” panggil Sogol.
“Ikut kang.” Jawab pria tinggi gempal itu,sembari mengemasi peralatan berburu.

Perjalanan Sogol dan kawan-kawan diteruskan.
“kang kita cari dimana?”
“Cari disawah Sungai Asin sana.”
“Aduh kita harus hati-hati disana ya.”
“Ya akang sudah tahu.”

Mereka tanpa pikir panjang merenangi Sungai Asin setelah melepas baju.
Dinginya air tidak dirasakan mereka.
“Alhamdullilah sudah sampai,” ujar Sogol sambil memaki bajunya.
Parman dan Ruslan juga lekas mengenakan pakaiannya.

“ Kang mari doa dulu “ ajak Ruslan sambil menengadahkan tangannya.
Selepas doa mereka memasuki sawah yang ramai dengan jangkrik dan katak yang saling bernyanyi.

“Hati-hati ya,”ucap Parman agak takut.mereka mulai pemburuan dengan pijaran senter dikening mereka. Pas sampai ditengah sawah Sogol binggung.Ia coba mencari parman dan Ruslan yang hilang entah dimana seperti ditelan kegelapan.

“Parman…Ruslan…!” panggil Sogol sambil celingukan.Di hatinya ia merasa senang karena karungnya sudah penuh, tapi ia juga takut dengan hilangnya Parman dan Ruslan.Kata orang-orang memang benar.Sawah itu agak mencekam.

“Kang …Akang,Man Parman …!” celuk Ruslan di tempat lain.Ia melangkah menyusuri genangan air disawah itu.

“Ya Allah tolong kami …!” mohon Parman yang tengah tersesat sendiri.Dia terus mengeluaran doa-doa sebisanya.Permohonannya manjur,Parman bisa mengeluarkan diri dari cengkraman tempat bahaya itu.Tapi dia binggung bagaimana keadaan teman-temannya.parman

Sogol tetap berlari tanpa tahu arah. “ Mengapa tetapdisini !” kata Sogol heran. Ia tidak dan terus memaksa dirinya untuk keluar dari sawah itu. Dia tidak tahu apabila ia mati keluarganya akan makan apa nanti.

“Mengapa hanya berputar-putar ditempat ini terus?” Tanya Ruslan pada dirinya. Dia memejamkan matanya membaca ayat-ayat Al Quran.Ruslan terpental jauh dari sawah itu.Ia terpuruk tangan kananya patah.Ruslan berlari pulang kerumahnya

Sogol mengerem larinya.Tubuhnya membatu ketakutan dihadapnya tampak seekor katak bercorak putih sebesar gedung patronas di Malaysia.Tolong...tolong...”pekikan Sogol dia membayangkan apabila ditelan katak sebesar itu.Dia pergi menjauh dari makhluk itu.Ia tersandung bayangan hitam begitu tinggi menjulang didepan matanya.Sogol mengegel sampai kencing dicelana.

Dia pinsan tak berdaya ditempat ditengah sawah mengerikan itu.Semua anggota badanya berbalut lumpur. Sogol terbangun merasakan dinginya angin pagi.”Lho aku kokdisini?” ucap Sogol heran dijalan sebrang Sungai Asin.

“ Katakku kok semua hilang ?” tanya Sogol. Ia kapok memasuki daerah terlarang tersebut. Angka tidak genap selalu menyimpan misteri kehidupan.
Sogol dan kawan-kawam tidak memahami kesalahan mereka.mereka pergi hanya bertiga yang merupakan bilangan terlarang menurut orang Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar